Jumat, 21 Januari 2011

Inilah Fitur Yamaha Lexam, Lebih Memudahkan Pengendara


Jelajah online - Yuk mengintip fitur Yamaha Lexam. Bebek automatic pertama Yamaha ini memang muncul di belakang Honda Revo AT yang sudah duluan meluncur dipertengahan tahun 2010 lalu. Tapi, konon Yamaha punya senjata untuk bisa lebih diterima pasar. Utamanya masalah konsep sepeda motor itu sendiri. Honda berangkat dari pemikiran sepeda motor bebek yang dbuat jadi automatic. Semua perangkat pengoperasiannya layaknya bebek tapi tanpa harus pindah gigi.

Paling menonjol adalah, rem belakang tetap di kaki sebelah kanan. Begitu juga footstep pengendara yang bentuknya tetap pipa dengan bungkus karet. Sedang Yamaha yang menyasar konsumen 4wheeler menonjolkan kenyamanan. Tahu sendiri, orang memilih mobil sebagai alat transportasi sehari-hari tentunya karena nyaman. Bagi Yamaha cara berkendara ala skutik paling nyaman. 

Rear hand brake lebih mudah dioperasikan dengan tuas rem belakang tetap di stang layaknya skutik. Pijakan kaki lebih lebar.
"Makanya rem belakang kita pindah ke stang sebelah kiri dan pijakan kaki yang lebar layaknya skutik," terang Paulus Firmanto, GM Promosi and Motorsport PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI).  Yamaha juga melakukan penyempurnaan pada suspensi depan Lexam. Di dalam tabung teleskopiknya ada dua buah pegas yang diyakini mampu memberikan kenyamanan lebih. Sama seperti Revo AT, Lexam juga dilengkapi dengan rem parkir atau yang oleh Yamaha disebut dengan nama rear hand brake. Namun pada Lexam cara mengoperasikannya beda, lebih praktis ketimbang yang ada pada Revo AT.

Di Lexam untuk mengunci, pengendara hanya harus menekan tuas rem belakang dan menekan kunci rem ke bawah. Untuk melepasnya tekan saja tuas rem lalu lepaskan. Hanya butuh satu tangan, dan malah lebih mirip rem parkir pada skutik Honda, BeAT atau Vario. Sedang pada Revo AT pengendaranya harus menggunakan kaki dan tangan untuk menkunci. Harus injak rem belakang lalu menarik tuas yang berada di bawah stang. Untuk melepasnya harus injak rem belakang. 

Panel speedometer unik dan desain head lamp yang ternyata beda dengan Lexam versi Vietnam
Oiya, pada Lexam juga terdapat indikator rear hand brake di panel speedometer. Saat terkunci maka lampu berwarna kuning menyala dengan tulisan "lock". Kini lanjut ke mesin. Memang menggunakan platform baru, namun mesin SOHC, 2 klep yang mengusung volume silinder 113,7cc ini memiliki bore x stroke yang sama dengan Vega ZR. Sama-sama 50mm x 57,9mm. Namun urusan tenaga, Lexam sedikit lebih besar yaitu 8,69 hp sedangkan Vega ZR hanya 8.02 hp. Mungkin ini karena penggunaan karburator yang lebih besar, Lexam pakai karburator Mikuni 25mm, sedang Vega ZR pakai Mikuni 17mm.

Tapi soal konsumsi bahan bakar, Yamaha enggan membicarakannya. "Kita tidak menjanjikan konsumsi bahan bakar dan kecepatan pada Yamaha Lexam. Tapi kami menjanjikan kepraktisan dalam berkendara dan solusi kemacetan," ungkap Paulus disela peluncuran Lexam, minggu lalu. Lanjut ke transmisinya. Ini yang bikin beda dengan bebek biasa. Yamaha menggunakan teknologi Yamaha Compact Automatic Transmission (YCAT). Prinsip kerjanya sama seperti Revo AT. 

Desain knalpot biasa saja, kick starter di kiri dan kunci bermagnet
Posisi continuously variable transmission (CVT) ada di bak mesin sebelah kanan menggantikan posisi kopling ganda / kopling otomatis ala bebek. Dari perangkat CVT tersebut kemudian tenaga ditransferkan ke rantai pada sisi sebelah kiri mesin setelah sebelumnya melewati kopling. Namun YCAT ini diklaim memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya kemampuannya mereduksi panas mesin yang bisa membuat belt (sabuk CVT) cepat aus dan tidak efisien mentransferkan tenaga dari mesin. Yamaha membekali Lexam dengan aliran pendinginan CVT dengan sistem udara tanpa hambatan. Udaranya diambil langsung dari luar melalui belalai sebagai ventilasi untuk kemudian disalurkan pada ruang V-Belt.

Belalai ini dilengkapi dengan saringan udara pendingin dengan lapisan oli. Posisi saringan dan tempat masuknya aliran udara dari luar juga diletakkan diatas, agar Lexam leluasa menerjang genangan air. "Belt CVT pada Lexam juga dibuat khusus dari bahan khusus yang membuatnya tahan hingga 40 ribu kilometer atau sekitar 4 tahun," yakin Paulus. Wah awet dong! (motorplus.otomotifnet.com)

Dimensi  :
  • PxLxT : 1.920x680x1.075 mm
  • Jarak sumbu roda : 1.235 mm
  • Ground clearance : 145 mm
  • Tinggi tempat duduk : 760 mm
  • Berat isi : 110 kg
  • Kapasitas tangki bensin : 4,1 liter

Rangka : 
  • Tipe rangka : Pipa baja tulang bawah / steel tube underbone
  • Suspensi depan : teleskopik
  • Suspensi belakang : lengan ayun, suspensi ganda
  • Ban depan : 70/90-17M/C 38P
  • Ban belakang : 80/90-17 M/C 44P
  • Rem depan : cakram
  • Rem belakang : tromol

Mesin :
  • Tipe mesin : 4 langkah, 2 valve SOHC, berpendingin udara
  • Jumlah/posisi silinder : silinder tunggal/mendatar
  • Volume silinder : 113,7 cc
  • Diameter x Langkah : 50,0 x 57,9 mm
  • Perbandingan kompresi : 9,30 : 1
  • Daya maksimum : 8,69 hp / 8.000 rpm
  • Torsi maksimum : 8,73 Nm / 7.000 rpm
  • Sistem starter : electric starter dan kick starter
  • Sistem pelumas : basah
  • Kapasitas oli mesin : Total 1,150 liter / Penggantian berkala: 0,94 liter
  • Sistem bahan bakar : Karburator BS25-52 x 1
  • Tipe kopling : V-Belt otomatis dan reduksi secondary rantai/chain drive
  • Pola pengoperasian transmisi : CVT otomatis

Kelistrikan :
  • Sistem pengapian : DC C.D.I.
  • Battery : YTZ5S (MF Battery 12V 3,5 Ah)
  • Tipe busi : C6HSA (NGK) 

Sumber : Otomotifnet.com

0 komentar:

Posting Komentar