|
Dominique Strauss-Kahn (tengah), direktur pelaksana IMF, diciduk dan dibawa oleh penyidik ke New York Police Department, New York, 15 Mei, 2011, dalam keadaan tangan terborgol setelah dituduh melakukan tindak kekerasan seksual dan percobaan pemerkosaan terhadap seorang pelayan hotel di New York |
Rumahkabar - Bagi Dominique Strauss-Kahn, hidup di sebuah sel penjara di Pulau Rikers yang berukuran 11 hingga 13 kaki, walau sementara, merupakan sebuah perubahan besar. Selama bertahun-tahun, Strauss-Kahn menikmati kehidupan kelas atas. Ia mendapat gaji dan tunjangan besar dari pekerjaannya sebagai Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF).
Berdasarkan kontraknya, gaji Strauss-Kahn tahun 2010 sebesar 441.980 dollar AS (sekitar Rp 3,7 miliar). Jumlah itu lebih besar dari gaji Presiden Barack Obama, dan Strauss-Kahn tidak membayar pajak penghasilan. Selain itu, Strauss-Kahn menerima tunjangan tahunan sebesar 79.120 dollar AS (Rp 676 juta) yang diterima secara bulanan. Jumlah itu terpisah dari biaya hiburan, yang, menurut kontrak tersebut, akan diganti dengan sistem reimburse. Biaya perjalanan dan hotel, untuk Strauss-Kahn dan istrinya, ditanggung IMF. Tercantum juga dalam kontrak bahwa Strauss-Kahn dan siapa pun dalam keluarganya terbang dalam penerbangan kelas satu, setiap kali ia terbang dalam urusan formal. Rincian kontrak Strauss-Kahn itu ada di situs IMF.
Bagi para pengecam IMF, gaji dan tunjangan itu sulit dipahami, terutama, kata mereka, karena lembaga itu membebankan semua biaya tersebut kepada negara-negara yang meminjamkan dana IMF. "Para pembayar pajak di negara-negara peminjam dana IMF tidak hanya menanggung gaji bos IMF itu. Mereka juga harus membayar biaya dengan cara kedua, yaitu bahwa mereka harus menjalankan kebijakan yang dituntut IMF, yang sering kali menyakiti, khususnya, para kelas pekerja biasa," kata Peter Chowla dari Bretton Woods Project, badan pengawas yang memantau kebijakan IMF dan Bank Dunia. Para pembayar pajak di negara yang dilanda resesi global, seperti Yunani, Irlandia, Portugal, dan Indonesia, paling merasa terpukul oleh kebijakan IMF.
Juru bicara IMF, William Murray, dalam sebuah e-mail kepada CNN mengatakan, Strauss-Kahn sebenarnya sedang mengupayakan agar IMF tidak mengandalkan pinjaman untuk membiayai operasinya. Ia juga mengatakan, bayaran untuk karyawan IMF telah memerhatikan pasaran bayaran di berbagai pasar dan "bayaran kami diotorisasi oleh pemegang saham setiap tahun". Dia menambahkan, kenaikan gaji Strauss-Kahn dan eksekutif IMF lainnya berada di bawah tingkat inflasi.
Murray menegaskan, IMF tidak membeli rumah mewah untuk Strauss-Kahn di Washington maupun berbagai properti lainnya yang dilaporkan milik keluarga itu. Rumah di Washington itu, terletak di ujung jalan berdaun rimbun di lingkungan Georgetown, bernilai sekitar 4 juta dollar AS, menurut catatan real estat. Catatan itu menunjukkan rumah tersebut terdaftar atas nama istri Strauss-Kahn, Anne Sinclair.
Menurut The New York Times, pasangan itu juga memiliki dua apartemen di Perancis yang bernilai hingga beberapa juta dollar AS dan sebuah rumah di Marrakesh, Maroko, yang dibeli seharga lebih dari 700.000 dollar AS. Anne Sinclair, yang dulu merupakan figur populer di televisi Perancis, dilaporkan telah mewarisi kekayaan dari kakeknya, seorang pedagang kaya di bidang karya seni. Itu mungkin yang menjelaskan gaya hidup Strauss-Kahn tampaknya berada di luar kewajaran meskipun gaji dan berbagai fasilitas yang dia peroleh juga besar.
Murray mengatakan, tidak ada karyawan IMF yang tinggal di AS yang mendapatkan tunjangan perumahan. Hanya karyawan IMF yang tinggal di luar AS yang menerima tunjangan perumahan. Karyawan IMF yang tinggal di AS, katanya, hanya mendapat dana bantuan untuk membayar uang sekolah anak mereka. Dominique Strauss-Kahn dituduh melakukan kekerasan seksual dan percobaan pemerkosaan terhadap pelayan kamar hotel asal Guinea yang berusia 32 tahun di sebuah kamar hotel di New York. Pengacara Strauss-Kahn membantah tuduhan itu.
Bagi sejumlah analis, gaji dan tunjangan Strauss-Kahn tidak berlebihan. John Sewell, analis untuk New Rules for Global Finance Coalition, mengatakan, "Saya tidak punya masalah dengan gaji itu. Saya pikir itu salah satu pekerjaan terpenting di dunia. Dan itu tecermin dari kenyataan bahwa Dominique Strauss-Kahn memainkan peran sangat sentral dalam menangani krisis keuangan global. Kami berharap situasi itu bisa teratasi dalam beberapa tahun mendatang."
Strauss-Kahn, kata Sewell, merupakan seorang "figur dominan". "Dia mengubah IMF. IMF, ketika dia masuk, dihadapkan pada kondisi menjadi sebuah organisasi yang tak relevan. Tak seorang pun mau meminjam uang IMF, dan dia mereformasi IMF secara drastis. Dia dibayar untuk itu. Apa yang beberapa orang akan pikir merupakan bayaran yang besar, tetapi dibandingkan dengan bankir Wall Street, itu jumlah uang yang relatif kecil."
Bagaimanapun, Strauss-Kahn sedang berjuang melawan persepsi tentang gaya hidupnya, bahkan sebelum dugaan skandal seks di New York itu. Awal bulan ini, sebuah foto dia sedang masuk ke sebuah mobil Porsche seharga 90.000 dollar AS (Rp 769 juta) memberi amunisi bagi pengecamnya untuk menjuluki dia sebagai seorang "sosialis kaviar" meskipun mobil itu tidak pasti miliknya.